Siang hari ini, matahari terik bener sengatannya...
Tapi bukan berarti itu suatau hambatan untuk melakukan kebiasaan kita sehari-hari..
Seperti makan siang trus ibadah sholat dzuhur atau mgkn juga tidur siang.
Ya itu memang rutinitas kita sehari-sehari,
Mungkin juga itu rutinitas orang tua kita sehari-hari,
Dan mungkin rutinitas orang-orang sebelum kita dan sebelum orang tua kita.
Tapi,
Bukan berarti semua itu selalu dilakukan tiap hari kn?
Atau dengan kata lain, ga harus tiap generasi melakukan hal-hal yg sama seperti generasi sebelumnya bukan?
Nahh kebetulan hari ini me punya beberapa pengalaman yg bisa dishare ke blog ini.
first, pertama & mgkn bisa jadi kebiasaan untuk hari-hari berikutnya.
Ya, pengalaman pertama disuatu tempat yaitu masjid tepatnya di Masjid belakang Patra Jasa.
Bukan pengalaman pertama sholat disitu, lebih tepatnya adalah pengalaman pertama tidur (ssstt jgn berhenti dl bacanya ya)
Jadi klo hari-hari sebelumnya, ambil wudlu trus langsung sholat baik di lantai 1 atau 2, nahh hari ini nggak gitu. Hari ini setelah sholat dzuhur, kok tiba2 pengen tiduran ya. Karena kondisi juga 'menggoda' banget, anginnya semilir sepoi-sepoi. Akhirnya selonjorin kaki trus rebahin badan, dan pelan tapi pasti merasakan belaian angin semilir di sekujur tubuh.
Sampai akhirnya mata seperti tergoda untuk segera terlelap, namun tak ingin terlelap, tidak tau kenapa sebabnya
Aku putuskan untuk ambil PDA phone dari sarungnya, trus mainan sebentar sampai tanpa sadar mata jadi terlelap selama beberapa menit (ga smp berpuluh2 menit lho)
Wahhh ternyata diriku terlelap... ckckckck
Bad boy or Good boy nie klo begini?
Kurang baikkah hal seperti ini jika dijadikan kebiasaan?
Karena sepertinya jika saya jadikan kebiasaan, maka saya punya banyak teman yg satu kebiasaan dengan saya, teman yang sejatinya banyak yg tidak saya kenal.
Tapi klo saya tak bisa lupa salah satu tulisan yang ditempel di dinding masjid.
"Sholat & Dzikir lebih baik daripada tidur di Masjid"
second, pertama tapi mungkin terjadi juga di teman-teman yang lain.
Ya ini hal pertama (untukku) tapi mungkin sekali atau berkali-kali terjadi juga di teman-teman yang lain, teman-teman yg kebetulan atau dengan sengaja membaca tulisan ini.
What this is about?
Jadi ceritanya, siang tadi seperti biasa aku chat sm someone cantik yang tidak mau disebutkan namanya (pernyataan sepihak, zztt), karena dia sudah janji untuk bercerita tentang something.
Naahh,,, mulailah dia bercerita mulai dari A sampai Z. Dan mulailah aku menyimak dari A sampai Z.
Dia seperti 'memutar ulang' suatu nasehat / peringatan (bisa berbeda-beda pengertiannya) dari seseorang dilingkungan keluarganya kepadaku.
Pelan tapi pasti, ceritanya bermuara kepada topik "you & him are different, your's principal & him principal, and you know what will happen between you & him. Thing about it from now."
Yayaya, story yang mungkin sudah ada sejak sebelum indonesia merdeka atau mgkn sebelum sumpah pemuda diucapkan.
Tapi sampai jaman automatisasi komputer seperti sekarang inipun, masih terdengar juga topik-topik pembicaraan seperti itu.
Langsung teringat memory yang sudah lama ada, "someday, cepat atau lambat, pasti harus menghadapi hal kyk gini"
Ya, dan itu memang sudah mulai terjadi sekarang.
Pertanyaannya adalah, apa yang akan aku & dia lakukan sekarang dan kedepannya?
Dan jika ada yang bertanya padaku, dengan senyum aku akan jawab,
"Manusia ga ada yang tau tentang nasib, dan tidak sepenuhnya pendapat manusia itu selalu benar. Tapi yang jelas, kuncinya adalah Sabar, Konsisten, dan Optimist. Lalu serahkan sisanya kepada penguasa hidup kita."
Eh beberapa jam kemudian, ada orang dekat dia yang tiba2 ngajak chat lagi
Seorang wanita yang dulu sempat dekat dengannya, sering cerita-cerita ini itu, tapi sekarang sudah jarang banget karena satu dan lain hal. (megaya mode on)
Dan wanita ini tiba-tiba bercerita tentang kisah cintanya terdahulu, yang topiknya adalah sama, namun bedanya dia sudah tau apa & bagaimana nasib kisahnya dengan cinta terdahulunya itu.
Dan mungkin beberapa kejadian hari ini, mengantarkan aku & dia (atau mgkn orang lain diluar sana, senasib sepenanggungan) untuk merenungkan,
"Apa maksud semua ini? This is fate or just coincidence?"
Dan jika kamu bertanya padaku, aku akan jawab "Don't mess coincidence with fate because we don't know about it"
-- Putra --
